Senin, 21 Agustus 2017

B e r t a p a

Mungkin aku harus lari dari gunung harapan.
Lalu bertemu gelapnya kenyataan dalam suatu gua.
Menikmati sunyinya kesendirian.
Berdiam diri bak seekor kelelawar.

Aku menikmati hiruk pikuk malam dan aktivitasnya.
Ia sunyi namun menyimpan beribu misteri.
Layaknya hidup dan takdir yang tak bisa kau pilih.

Para kalong berlalu lalang.
Aku tetap berdiam menikmati derita.
Karna jika tak ada yang kurasa,
maka kehidupanku sia-sia.
Namun saat ku merasa terlalu banyak derita,
hati ini nelangsa.

Saat ini aku harus bertapa.
Biarlah derita tetap derita.
Biarlah yang nyata jadi nyata.
Jika memang sudah kehendak-Nya,
aku bisa apa ?

Yogyakarta, 21 Agustus 2017.
Ku ukir kau selagi belajar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar