Tampilkan postingan dengan label Poem. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Poem. Tampilkan semua postingan

Jumat, 18 Januari 2019

semua yang terisi perlahan kosong kembali.

langitku tidak berkabut lagi
sudah kuterangi dengan cahayaku sendiri.
Tuhan juga sudah meredakan hujan.
kabut sudah turun perlahan.
walau pelangi belum datang.

tidak usah menanti yang tidak berkenan menentap.
jangan sibuk menyamankan orang lain. sementara kau pun belum setia dengan dirimu sendiri.

yang diakhiri titik tandanya telah berhenti.
termasuk inti dari judul tulisan ini.

kalau ada yang masih mengalir,
biarlah tetap mengalir.
tak perlu berupaya menghentikan apapun yang sedang mengalir kecuali waktu.
nanti rasa itu akan Tuhan hambat sendiri

Selasa, 07 Agustus 2018

aku gak tau tolak ukur rasa sayang, cinta, suka itu apa.
tapi yang jelas,
semuanya

menyedihkan.

Minggu, 01 April 2018

akhirnya...
dalam hidup kusadari;
tidak ada sesuatu yang perlu disesalkan
setidaknya ada Tuhan yang bisa menenangkan
jika kau bingung berbuat apa
setidaknya kebaikan bisa menjadi jawabannya.

Minggu, 03 Desember 2017

3 things to think

Sadness is just suggestion
Hope is something that you bury deep down your mind
Expectation is just a sweet dream that u and yourself made.

Senin, 18 September 2017

what have i done ?

So, how does it feel?
Cryin but smiling?
Realising that you are not missing someone, but you miss the memories .
You just wanna be alone but
you're just too afraid to see yourself drown into sadness.

and the only question that i can ask to myself is
what have i done?
with myself,
with him,
with you?

help.

Minggu, 10 September 2017

this is for the fuckin evil (re: you)

i've done
everything
that
we
haven't done
before.

i've done
them
all
with
him.

and
i swear
swear
and swear
i never
ever
ever
want
to
remember
anything
about us
anymore.

but then,
you greet me
without
any guilty
and
sometimes,
i
was
just
too sad
to
know
you
so well
and
i was
just
too sad
to
miss
us
so bad.

Selasa, 05 September 2017

68

....lalu aku melirikmu
seraya hati meneriaki namamu
dan kini,
batin dari batinku berkata;
setelah sejahat itu kau padaku,
masih sebegininya aku merindukanmu?
setelah semelarat ini kau buat nasibku,
masih sebegitunya aku mencintaimu?

-tsamarah

Sabtu, 26 Agustus 2017

Beberapa Kalimat Mengenai Beberapa Hal

Ada beberapa hal
yang sangat ingin kau tinggalkan
namun tak ingin kau jadikan kenangan.

Akan ada beberapa hal
yang sangat ingin kau tinggalkan
namun tak ingin kau jadikan kenangan.

Akan ada ketidak relaan dalam merelakan hal
yang sangat ingin kau tinggalkan
namun tak ingin kau jadikan kenangan.


Karna menjadikannya kenangan berarti
menyebut dalam benakmu mengenai hal hal tersebut
dan
meninggalkannya berarti melupakan.
Entah itu tempat,
waktu,
atau seseorang yang ada pada masanya.

Ini tentang beberapa hal
yang ada pada orang yang
selalu menerka nerka masa depan.
Gadis itu tahu bahwa ia bukan Tuhan,
dan ia enggan bersekongkol dengan setan.

Ia ingin menebak hal di depan,
namun tak rela mengetahui hal pahit yang menghadang.
Saat aku menyebut namanya,
aku malah mendengar namaku sendiri.

Yogyakarta, 27 Agustus 2017

Balada Hidup.

Aku benci kesenangan.
Kenapa?
Karena setelah ada kesenangan, tentu sosok kesedihan selalu menyertainya.
Aku cinta kesedihan.
Kenapa?
Karena aku selalu menanti kesenangan.

Hingga tersadar bahwa hakikat dari hidup adalah merasakan keduanya,
bukan salah satu diantaranya.
Namun kadang pikiranku selalu jatuh pada kepedihan.
Aku mengizinkan diriku untuk merana.
Mengapa ?
Karena aku menanti hal yang tak ingin kurasa;
kenangan.

Jangan Berjuang Sebelum Ada Kata "K I T A"

Teruntuk kamu yang sedang mengejar,
jangan berjuang sebelum ada kata kita.
Kenapa ?
Karena aku ingin kita bersama berjuang.
Aku tidak ingin kau lelah sendiri,
atau lebih tepatnya kau lelah dan
berhenti sebelum aku ingin mengakhiri.

Teruntuk siapa pun di masa depanku;
mari kita berjuang bersama.
Jangan lelah sebelum aku,
dan aku takkan lelah sebelum kamu.
Jika tiba saatnya untuk berhenti,
marilah kita berhenti bersama agar tak ada yang tersakiti ( tidak mungkin )

Teruntuk kau yang (mungkin) nanti akan bersamaku,
jangan berjuang sebelum ada kata "kita".
Aku tak ingin ditinggalkan (lagi) atau meninggalkan.

Senin, 21 Agustus 2017

Ini yang terakhir kali.

Ini yang terakhir kali

aku tekankan.

Hingga tulisan ini berakhir,

aku masih terjebak dalam ketidakbiasaan tanpamu.

Dan hingga kalimat ini berujung titik,

aku takkan bosan mengenangmu dalam doa.

B e r t a p a

Mungkin aku harus lari dari gunung harapan.
Lalu bertemu gelapnya kenyataan dalam suatu gua.
Menikmati sunyinya kesendirian.
Berdiam diri bak seekor kelelawar.

Aku menikmati hiruk pikuk malam dan aktivitasnya.
Ia sunyi namun menyimpan beribu misteri.
Layaknya hidup dan takdir yang tak bisa kau pilih.

Para kalong berlalu lalang.
Aku tetap berdiam menikmati derita.
Karna jika tak ada yang kurasa,
maka kehidupanku sia-sia.
Namun saat ku merasa terlalu banyak derita,
hati ini nelangsa.

Saat ini aku harus bertapa.
Biarlah derita tetap derita.
Biarlah yang nyata jadi nyata.
Jika memang sudah kehendak-Nya,
aku bisa apa ?

Yogyakarta, 21 Agustus 2017.
Ku ukir kau selagi belajar.

Sabtu, 19 Agustus 2017

L u k a B i r u

Luka biru
Sekujur tubuhku biru — memar dan luka mendalam.
Ku tekan tak terasa sakit, kuraba tak terasa ngilu .
Ini hanyalah luka dalam jiwa karena ditinggal oleh suatu sosok berarti.
                aku luka.
Dalam lukaku membiru.
Dalam luka karnamu aku haru hingga tersedu sedu.

Jumat, 18 Agustus 2017

Untuk Tuhan yang Tercinta.

TUHAN,
Kenapa harus aku ?
Apa hikmahnya ?

TUHAN,
Kenapa harus aku ?
Apa yang bisa ku ambil dari semua ini?

TUHAN,
Kenapa harus aku ?
Adakah yang lebih tersiksa lagi ?

TUHAN,
Kenapa harus aku ?
TUHAN,
Kenapa harus aku ?
TUHAN,
Kenapa harus aku ?
TUHAN,
Kenapa harus aku ?


TUHAN,
Kenapa harus aku ?
Aku lelah membenci nasib sendiri.
Kenapa harus aku?

Yogyakarta, 18 Agustus 2017.

Senin, 14 Agustus 2017

Teruntuk Kau yang Tampak Punggung

Oleh : Tika Tsamarah

Teruntuk kau yang tampak punggung.
Kau palingkan wajah sajakah aku tidak.

Teruntuk kau yang hanya tampak rambut.
Terucap kata sapa pun dari bibirmu tidak.

Teruntuk kau yang ingin ku panggil meronta — namun hanya terjadi dalam hati,
aku disini mengamati dan setia menunggumu sampai pagi lagi.

Teruntuk kau yang takkan pernah ku dapati,
aku tahu aku harus menanti lagi,
lagi,
dan lagi.

Teruntuk kau yang hanya tampak punggung,
aku tahu hati ini hanya untukmu walau bola matamu kearah yang lain.

Yogyakarta , 15 Agustus 2017

Minggu, 06 Agustus 2017

M A T I

Oleh : Tika Tsamarah

Teruntuk kau yang tak pernah tak pernah ingkar janji.
Teruntuk kau yang selalu datang namun tak pernah pergi.
Teruntuk kau yang mengambil setengah lalu meninggalkan jasad ku seorang diri.
Teruntuk kau yang kupercaya namun malah memisahkan aku dengan bumi.
Teruntuk kau yang tak mungkin ku nanti namun datang dengan pasti

aku menyebut kau
Mati

4 Agustus 2017

H I L A N G

Dari aku yang berjalan namun masih terasa kosong.
Berpikir ; apakah setengah jiwaku dibawa oleh entah siapa.
Ataukah hilang entah kemana yang ku tak tahu dimana.
Dari aku yang meletakkan rumah pada jiwa seseorang,
lalu ia membawa pergi rumah yang kudambakan itu.
Kesedihan menyelimuti, namun aku tahu bahwa
Tuhan masih memiliki rumah nan mewah di atas sana.
Maka aku akan meminta sedikit bata Nya untuk membangun rumah baruku sendiri.
Aku sedang membangun rumah pada jiwa yang kudambakan;
yaitu milikku sendiri

Yogyakarta, 6 Agustus 2017

Rabu, 17 Mei 2017

Selamat Malam, Lupa.

Hari ini aku meneguk secangkir kebencian
Namun aku juga memakan semangkuk kebahagiaan
Wajah ini tertutupi sinar bahagia kawan-kawan yang ada
Redupnya sinarku dihalangi oleh pantulan kebahagiaan mereka
Tak lupa kuucapkan selamat malam pada cinta
Meski ia kerap lupa menyapaku setiap saat
Dan benalu itu selalu membelit hati yang tak sepadan
Kebahagiaan semu terus meracuni benak yang telah usang

Aku selalu lupa
Bahwa aku sering dilupakan
Namun sulit melupakan
Karna lupa telah mengalir dalam nadiku sejak dini
Aku lupa sejak iqomah pertamaku
Hanya sekilat kenangan manis yang kuingat hingga kini
Lupa.
Iya tetap mengalir
Namun selalu ada
dibandingkan penyelamatan dari hati yang jauh tiap malam
Selamat Malam, Lupa
Terimakasih engkau selalu ada.

Yogyakarta, 3 Mei 2017

Gaduh

Oleh : Tika Tsamarah

Tak ingin ganggu
Namun hatiku gaduh
Tak ingin berhubung
Namun hatiku menderu
Ia dimana
Ia sedang apa
Berulang ulang bertanya menggebu gebu
Kerap beharap badan ini bertulangkan mu
Namun harap ini tak berujung
Pikiran baik tak meredam gaduh
Dan hati ini kian rapuh
Setiap kali benak bertanya
Kau dimana
Kau sedang apa
Hatiku gaduh.

Yogyakarta, 3 Mei 2017

Rabu, 24 Februari 2016

Suatu saat nanti

Tapi aku yakin.
Kelak yang mencari ku hanya saat butuh
Yang datang saat ia bosan.
Dan yang menjadikan ku prioritas kesekian.
Suatu
Saat
Nanti
Akan mencariku dan bertanya tanya aku dimana
Walau hanya sekali
Walau hanya terbesit sedetik dalam benak mereka
Namun 
Aku takkan ada untuk mereka secepat dahulu
Secepat saat mereka memanggilku saat mereka butuh
Suatu saat.
Jika mereka mencariku
Ya
Jika mereka mencariku
Jika tidak
.
.
.

:)