Hari ini aku meneguk secangkir kebencian
Namun aku juga memakan semangkuk kebahagiaan
Wajah ini tertutupi sinar bahagia kawan-kawan yang ada
Redupnya sinarku dihalangi oleh pantulan kebahagiaan mereka
Tak lupa kuucapkan selamat malam pada cinta
Meski ia kerap lupa menyapaku setiap saat
Dan benalu itu selalu membelit hati yang tak sepadan
Kebahagiaan semu terus meracuni benak yang telah usang
Aku selalu lupa
Bahwa aku sering dilupakan
Namun sulit melupakan
Karna lupa telah mengalir dalam nadiku sejak dini
Aku lupa sejak iqomah pertamaku
Hanya sekilat kenangan manis yang kuingat hingga kini
Lupa.
Iya tetap mengalir
Namun selalu ada
dibandingkan penyelamatan dari hati yang jauh tiap malam
Selamat Malam, Lupa
Terimakasih engkau selalu ada.
Yogyakarta, 3 Mei 2017
Rabu, 17 Mei 2017
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar