Rabu, 30 Agustus 2017

///

I know you say you know me, know me well.
But these days I don't even know myself, no.
I always thought I'd be with someone else.
I thought I would own the way I felt, yeah
I tell myself I'm done with wicked games

Whoa, you stress me out, you kill me.
You drag me down, you fuck me up.
We're on the ground, we're screaming.
I don't know how to make it stop.
I love it, I hate it, and I can't take it.
But I keep on coming back to you.

I know my friends, they give me bad advice.
Like move on, get you out my mind.
But don't you think I haven't even tried?
You got me cornered and my hands are tied.
You got me so addicted to the drama.
I tell myself I'm done with wicked games.

And I guess you'll never know.
All the bullshit that you put me through.
And I guess you'll never know.

I won't back to you;
but still you fucked me up.

Selasa, 29 Agustus 2017

Kadang kalau kita terlalu mempertanyakan, salah.
Dan kalau kita terlalu menerima pun, salah.

Bagaimana ya?
Menjadi diri sendiri memang susah,
namun lebih pelik lagi mencari jati diri.
Benar bukan ?

Pls.

Tiap orang menyimpan beragam cerita dikepala mereka.
Mereka memendam beberapa kenangan,
dan mereka juga menyimpan berbagai masalah.

Teruntuk para pihak yang hanya bisa berkata tanpa merasakan..
Aku ingin bertanya;

KALIAN TAHU APA ?

Mengumpat di belakang lalu membicarakan.
Ya sudah jika hanya membicarakan.
Olok oloknya mohon dikurangi.
Cerca cerca mu mohon ditarik kembali.

Banyak orang yang tak seperti "yang kau pikir",
banyak orang yang menimbun luka untuk disimpan sendiri.

Yogyakarta, 29 Agustus 2017

Sabtu, 26 Agustus 2017

Beberapa Kalimat Mengenai Beberapa Hal

Ada beberapa hal
yang sangat ingin kau tinggalkan
namun tak ingin kau jadikan kenangan.

Akan ada beberapa hal
yang sangat ingin kau tinggalkan
namun tak ingin kau jadikan kenangan.

Akan ada ketidak relaan dalam merelakan hal
yang sangat ingin kau tinggalkan
namun tak ingin kau jadikan kenangan.


Karna menjadikannya kenangan berarti
menyebut dalam benakmu mengenai hal hal tersebut
dan
meninggalkannya berarti melupakan.
Entah itu tempat,
waktu,
atau seseorang yang ada pada masanya.

Ini tentang beberapa hal
yang ada pada orang yang
selalu menerka nerka masa depan.
Gadis itu tahu bahwa ia bukan Tuhan,
dan ia enggan bersekongkol dengan setan.

Ia ingin menebak hal di depan,
namun tak rela mengetahui hal pahit yang menghadang.
Saat aku menyebut namanya,
aku malah mendengar namaku sendiri.

Yogyakarta, 27 Agustus 2017

Balada Hidup.

Aku benci kesenangan.
Kenapa?
Karena setelah ada kesenangan, tentu sosok kesedihan selalu menyertainya.
Aku cinta kesedihan.
Kenapa?
Karena aku selalu menanti kesenangan.

Hingga tersadar bahwa hakikat dari hidup adalah merasakan keduanya,
bukan salah satu diantaranya.
Namun kadang pikiranku selalu jatuh pada kepedihan.
Aku mengizinkan diriku untuk merana.
Mengapa ?
Karena aku menanti hal yang tak ingin kurasa;
kenangan.

Jangan Berjuang Sebelum Ada Kata "K I T A"

Teruntuk kamu yang sedang mengejar,
jangan berjuang sebelum ada kata kita.
Kenapa ?
Karena aku ingin kita bersama berjuang.
Aku tidak ingin kau lelah sendiri,
atau lebih tepatnya kau lelah dan
berhenti sebelum aku ingin mengakhiri.

Teruntuk siapa pun di masa depanku;
mari kita berjuang bersama.
Jangan lelah sebelum aku,
dan aku takkan lelah sebelum kamu.
Jika tiba saatnya untuk berhenti,
marilah kita berhenti bersama agar tak ada yang tersakiti ( tidak mungkin )

Teruntuk kau yang (mungkin) nanti akan bersamaku,
jangan berjuang sebelum ada kata "kita".
Aku tak ingin ditinggalkan (lagi) atau meninggalkan.

Kamis, 24 Agustus 2017

Mengeja perlahan

Memang ada beberapa hal yang patut untuk ditinggalkan.
Memang ada beberapa hal yang hadir, datang dan pergi dengan bekas yang tajam hanya untuk menguatkan.

Dan,
teruntuk kamu yang telah memilih jalan tanpa aku.
Terimakasih atas segalanya.
Aku memang bergerak perlahan namun iringilah jalanku dengan doa.
Doa agar aku dapat merelakan.
Kini akan kutekadkan,
aku bisa.

Teruntuk kenangan,
mungkin kau hanya akan menjadi gelang pembelajaran.
Yang tak perlu ku genggam erat selamanya.
Hanya perlu ku pandang dan ku jadikan pengalaman.

Seraya rasa ini pudar,
seraya pula kenangan itu satu persatu hilang dalam benak.
Mungkin kita akan menjadi sebatas teman asing yang pernah menjalin cerita bersama.

Yogyakarta, 25 Agustus 2017

kini ku tahu bahwa bukan aku saja yang menyebabkan tangis kita, namun kau lebih lebih.
Maka dari itu, perlahan ku eja kata selamat tinggal.

Mengenangmu



Sehari ini, aku mengenangmu.
Aku pergi ke tempat biasa  kita makan, restoran cepat saji dengan hymne yang selalu kita olok olok.
Sore ini mungkin kita bisa bertemu, namun aku menghindar.
Padahal aku ingin mendengarkan orchestra itu .
Namun ketakutan akan kenangan melebihi keinginanku yang meluap luap.
Aku takut melangkah.
Apa yang akan Tuhan rencanakan?
Akhirnya aku berdiam diri dalam penjara ku.
Penjara ternyamanku.
Menghindarimu.
Aku tak siap jika kita bertemu.
Bertatap mata tanpa ujung.
Sekali lagi kutekankan, aku disini pun turut bahagia karna suksesmu.

Senin, 21 Agustus 2017

Ini yang terakhir kali.

Ini yang terakhir kali

aku tekankan.

Hingga tulisan ini berakhir,

aku masih terjebak dalam ketidakbiasaan tanpamu.

Dan hingga kalimat ini berujung titik,

aku takkan bosan mengenangmu dalam doa.

Jadi jadi begini...
aku akan memulai segala sesuatu yang baru tanpa kamu.
Hanya bersama kenangan yang ada pada aku, kamu, dan kita.
Dan selama itu pula aku akan berjalan menjauhi zona nyaman ku dan mencapai apa yang aku inginkan — apapun yang aku inginkan, apapun yang Tuhan berikan untukku.

Hai kenangan mungkin kita akan bergandengan sepanjang jalan dan aku tak tahu kapan harus melepasmu pergi. Karena hal yang terberat adalah melupakan,
dan hal yang termudah adalah mencintai.

Karena hubungan yang mati di tengah jalan akan hidup menjadi kenangan sepanjang jalan - Your Pluto

Setahun lalu.

Setahun lalu
Entah apa yang terjadi tahun lalu.
Namun masih ku ingat jelas,
walau tidak rinci.
Tahun ini...
Aku berangan
Aku berandai
Kita tlah usai
Baiklah.

Terimakasih telah hadir dan menjadikan aku lebih kuat lagi.
Aku mulai menemukan diriku lagi.
Terimakasih sudah menjadi tempat ternyamanku beberapa waktu lalu.

Walau kita terkesan kelabu, namun bagiku kau tak abu abu.
Terimakasih awan gelapku.
Kelak kau kan menjadi sumber pelangi bagi orang lain.
Dan ku kan bahagia karnamu.

B e r t a p a

Mungkin aku harus lari dari gunung harapan.
Lalu bertemu gelapnya kenyataan dalam suatu gua.
Menikmati sunyinya kesendirian.
Berdiam diri bak seekor kelelawar.

Aku menikmati hiruk pikuk malam dan aktivitasnya.
Ia sunyi namun menyimpan beribu misteri.
Layaknya hidup dan takdir yang tak bisa kau pilih.

Para kalong berlalu lalang.
Aku tetap berdiam menikmati derita.
Karna jika tak ada yang kurasa,
maka kehidupanku sia-sia.
Namun saat ku merasa terlalu banyak derita,
hati ini nelangsa.

Saat ini aku harus bertapa.
Biarlah derita tetap derita.
Biarlah yang nyata jadi nyata.
Jika memang sudah kehendak-Nya,
aku bisa apa ?

Yogyakarta, 21 Agustus 2017.
Ku ukir kau selagi belajar.

Minggu, 20 Agustus 2017

Tentang seperlapan windu kita

Lupakan
Lupakan
Lupaka
Lupak
Lupa
Lup
Lu
L

Jadi,

mungkin diantara kita

perlu suatu ruang

diantara kebahagiaan

dan Tuhan.

Ruang itu tersedia

untuk sosok yang menyakitkan

sekaligus menyenangkan.

Mereka namainya ;

kesedihan.

Sabtu, 19 Agustus 2017

Berbeda.

Jalan, sama.
Udara, sama.
Bangunan, masih disana.
Nasibku yang berbeda.
Kisahku yang telah berubah.
Diantara beribu kepingan kisah lainnya , aku merasa  yang paling malang.
Bukannya tidak bersyukur atas nikmatnya,
namun hanya satu kata terlintas..
Mengapa ?
Aku lebih bertanya mengapa segalanya menimpa secara bersamaan.
Semoga Tuhan memiliki kehendak yang luar biasa.
Dan semoga ia telah menyediakan beribu ampunan atas segala dosa.

Lalu saat aku bertanya siapa,
siapa yang peduli padaku selain Ibunda dan Dia ?

Yogyakarta , 19 Agustus 2017

L u k a B i r u

Luka biru
Sekujur tubuhku biru — memar dan luka mendalam.
Ku tekan tak terasa sakit, kuraba tak terasa ngilu .
Ini hanyalah luka dalam jiwa karena ditinggal oleh suatu sosok berarti.
                aku luka.
Dalam lukaku membiru.
Dalam luka karnamu aku haru hingga tersedu sedu.

Dulu aku dan dia juga seperti ini

Dulu aku dan dia juga seperti ini.
Setiap aku membuka jalan bagi hati yang baru, selalu terlintas dalam benak " Dulu aku dan dia juga seperti ini. Kami baik baik saja entah sejak kapan kami menjadi akhir yang patut oleh ditangisi oleh khalayak."
Hidupku sayang.
Aku takut memulai lagi.
Dulu aku tidak pernah begini.
Aku selalu ingin memulai dengan orang lainnya.
Namun berhenti saat kamu hadir, dan pergi.
Lalu otak ini selalu memutar ulang kenangan dan dalam benak selalu terukir " dulu aku dan kamu juga seperti ini, kita baik baik saja entah hingga satu atau dua diantara kita mengubah segala tawa menjadi tangis dan jeritan dalam hati masing-masing. Lalu kau menemukan jalanmu sendiri tanpa aku disisi. Apa yang lebih parah dari ini ? Kau pergi saat dunia sedang mencambukku dengan cobaan-cobaan yang menyayat hati. Saat aku menjerit jangan pergi, kau malah melangkah lebih jauh lagi. ".

Tragis.

Yogyakarta , 19 Agustus 2017.

Jumat, 18 Agustus 2017

KEMANA AKU YANG DULU ?

Hai, Tika.
Kemana kamu yang dulu?
Kemana kamu yang dulu?
Yang ketawa sampe bisa dibego begoin
Yang ga overthinking dan ngeanggap semuanya masalah.
Yang ga seserius ini.

People Changes, Their Pains Change Them.
To Be The Stronger One,
To Be The Powerful One,
To Be The One Who Choosen By God To Through All Shit (life)

Oh, God.
Please help me.
I know You have Your own purpose of all the things that you've gave to me.

I wonder...
Jika aku 2 tahun yang lalu melihat situasi ku saat ini, apa yang ingin aku ubah?

Mungkin ia akan bertanya tanya.
"Hei, mengapa dia bisa semurung itu ? Mengapa dia bisa jadi begitu? Apa yang mengubahnya ? Seberat apakah bebannya sekarang ? "

Kemana aku yang dulu ?
Apa yang telah mengubahku?



Entahlah. Bahkan 1000 bagian dari diri ini pun tidak bisa mengenali kepingan dirinya sendiri.
Aku retak.
Nyaris pecah.
Ingin menyusun segalanya.
Sebelum terlambat.
Seorang diri.
Semoga aku
bisa.

19 Agustus 2017

Untuk Tuhan yang Tercinta.

TUHAN,
Kenapa harus aku ?
Apa hikmahnya ?

TUHAN,
Kenapa harus aku ?
Apa yang bisa ku ambil dari semua ini?

TUHAN,
Kenapa harus aku ?
Adakah yang lebih tersiksa lagi ?

TUHAN,
Kenapa harus aku ?
TUHAN,
Kenapa harus aku ?
TUHAN,
Kenapa harus aku ?
TUHAN,
Kenapa harus aku ?


TUHAN,
Kenapa harus aku ?
Aku lelah membenci nasib sendiri.
Kenapa harus aku?

Yogyakarta, 18 Agustus 2017.

Selasa, 15 Agustus 2017

Lari dari kenyataan.

Beberapa hari ini aku lari dari kenyataan bahwa aku tidak bisa mencapai apapun yang aku inginkan.
Kenapa?
karena beberapa orang akan menjadi stress dan tidak bisa berpikir jernih saat dia berada di bawah tekanan walaupun tekanan itu tidak ia ciptakan dengan sendirinya.
Jadi yang aku lakukan adalah berlari dari semua kenyataan itu dan membangun diri sendiri serta fokus kepada pribadi ku sendiri.
Salah satu tekanan yang kualami adalah melihat kesuksesan beberapa teman yang se-angkatan dan mereka telah meraih apa yang mereka inginkan atau tidak.

Yap.

Mereka telah menjadi sesuatu yang bisa mereka banggakan.
Dan sedihnya adalah aku tidak dapat membedakan apakah itu rasa iri atau rasa penyesalan  dalam diri karena belum berusaha semaksimal mungkin untuk meraih segala sesuatunya.
Jadi menurutku, mungkin kita perlu untuk berlari dari kenyataan dan fokus terhadap diri kita sendiri tanpa melihat orang lain bagaimanapun katanya bagaimanapun aktivitas mereka bagaimanapun pencapaian mereka.
Menenangkan diri dan menjadi apa yang kita inginkan serta keluar dari zona nyaman kita.
Mungkin kesuksesan orang lain merupakan sebuah tekanan bagimu terutama jika mereka adalah orang-orang yang berada di sekelilingmu.
Mungkin dirimu sendiri pun tidak memiliki tempat untuk bercerita atau bertukar pikiran.
Bagaimana cara mengatasi suatu masalah sementara mereka memiliki pihak tersebut?
Jadi saat ini aku sedang berlari dari kenyataan dan mencoba untuk fokus menjadi diriku yang sesungguhnya agar aku bisa membanggakan setidaknya diriku yang lama diriku yang berangan-angan untuk menjadi seseorang yang lebih baik kedepannya.

Yogyakarta, 15 Agustus 2017.
Ku ukir kau dengan rasa resah.

M A U E N A K N Y A S A J A ?

Mau enaknya aja ?
Ya, semua orang memang selalu ingin sesuatu hal yang enak atau menguntungkan untuknya.
Like... Udah deh, ga usah munafik atau semacamnya. Kita semua mau diuntungkan.
Namun sedihnya adalah cara mereka menguntungkan diri mereka sendiri yang salah.
Mereka menyiksa orang lain secara sengaja ataupun tidak sengaja.

Misalnya saja, ada seorang anak sebut saja ia tak pintar, lalu teman teman sekelilingnya meninggalkan ia saat akan kerja kelompok dengan memilih teman yang pintar pintar saja.
Hm..
Well,
Aku udah pernah berada di dua posisi.
Yang dipilih untuk didekati karna setidaknya aku pernah menjadi golongan anak yg cukup pandai di SMP, dan juga aku pernah (sekarang) menjadi anak yang tidak cukup pandai.


And you know what ? The last thing hurts me so bad.
Tapi ya, nyadar diri juga dan ga bisa protes bcs aku juga bukan apa apa dan MEMANG tidak menguntungkan mereka.
But remember ? Aku selalu mau kerja dengan orang walaupun ia pintar atau kurang pintar, well..
Itulah yang namanya tugas kelompok, work team. Everybody has their own ability to do something.
Do not throw them up.
Lalu kalian pungut mereka disaat kalian mereka menguntungkan dalam "team" kalian.
Like what ?
Trash ?

Society.
So stupid
Foolish.

I try my best
for being my self
karna hidup itu naik turun.
Aku selalu berharap orang yang "mau enaknya aja" will get their pay back.

Dan untuk kamu yang merasa tersindir, change urself okay ?

Senin, 14 Agustus 2017

Teruntuk Kau yang Tampak Punggung

Oleh : Tika Tsamarah

Teruntuk kau yang tampak punggung.
Kau palingkan wajah sajakah aku tidak.

Teruntuk kau yang hanya tampak rambut.
Terucap kata sapa pun dari bibirmu tidak.

Teruntuk kau yang ingin ku panggil meronta — namun hanya terjadi dalam hati,
aku disini mengamati dan setia menunggumu sampai pagi lagi.

Teruntuk kau yang takkan pernah ku dapati,
aku tahu aku harus menanti lagi,
lagi,
dan lagi.

Teruntuk kau yang hanya tampak punggung,
aku tahu hati ini hanya untukmu walau bola matamu kearah yang lain.

Yogyakarta , 15 Agustus 2017

Dua hal t e r b e r a t

Jika mereka bertanya apa hal terberat yang pernah aku alami di hidupku, jawabannya adalah merelakan dan bersyukur.
Kalian tau kenapa?
Karena mensyukuri potensi dalam diri — yang sebenarnya kau tahu bahwa kau bukan siapa-siapa itu sangat sulit.
Dan merelakan untuk berbuat baik kepada orang yang berdiri di atas tempat yang kau inginkan itu pun juga sangat sulit.
Bukannya tidak mau melakukan kebaikan, namun bagaimana kebaikan itu akan Hakiki jika kerelaan tidak disertai dengannya ?

2 Hal Tersulit dalam kehidupanku adalah merelakan dan bersyukur.
Karenanya aku hilang arah dan tak pernah mendapat apa-apa selama hidupku.

Yogyakarta, 14 Agustus 2017

Sabtu, 12 Agustus 2017

Tentang kenangan dan peristiwa di setiap tempat

Mungkin di antara kamu dan aku, seperti kita tidak pernah berada di kehidupan satu dengan yang lainnya.
Namun tiap momen ataupun kejadian mengingatkan kita bahwa salah satu diantara kita pernah ada di kehidupan seseorang lainnya.
Aku mulai berfikir bahwa ternyata aku baik-baik saja tanpa kamu dan kau pun begitu.
Namun masih rindu mengelabui otakku di saat aku mengingat beberapa tanggal dan hari penting yang menjadi hari-hari kita.
Ya, keseharian kita dimasa yang lalu lalu.
Sekecil apapun peringatan itu, se tidak penting apapun momen itu bagimu, bagiku itu masih sama pentingnya. Walaupun kita bersama ataupun tidak.
Karena yang berharga itu adalah kenangan bahkan disaat peristiwanya sudah tidak dapat terulang dan orang nya sudah tak lagi sama.
Tiap lembar otakku kau corengi kenangan-kenangan indah yang sulit ku lupa.
Dan terima kasih telah menjadi pengingat di tiap tempat dan membuat mereka menjadi berharga.

Yogyakarta, 13 Agustus 2017 — Sajak Dini Hari

Selasa, 08 Agustus 2017

Teruntuk kau yang nanti akan ku sayang (hingga akhir hayat)

Katanya, orang yang pernah melarat sendirian akan selalu ada untuk orang yang ia sayang.
Dan benar.
Aku sekarang melarat.
Aku sekarang hilang arah.
Mungkin suatu saat nanti
ingin ku hanya satu.

Aku tidak ingin orang yang aku sayang mencicipi kesendirian dalam kemelaratan mereka.
Disaat mereka butuh bahu untuk menangis, aku akan ada.
Manusia tak sekuat itu, sayang.
Teruntuk kau yang nanti akan kusayang,
mungkin hingga akhir hayat.
Jangan bersedih dan jangan merasa sendiri.

Kau harus tau bahwa Tuhan dan aku bersamamu.
Setidaknya agar kau tak merasakan
kesepian dan kemelaratan di waktu yang sama.
Dan,
semoga kau kuat.
Walau saat ini aku tidak.

Yogyakarta, 9 Agustus 2017

Senin, 07 Agustus 2017

Aku hilang loh 4AM.

Hai kamu.
Kalau bangun aku suka kangen;
kangen masa lalu,
kangen kenanganmu.
Aku sering rindu;
rindu kita,
rindu cerita kita.
Apakah kamu merasa hal yang sama?
Iya.
Maksudku; merasa ada yang berbeda setelah kita tidak bersama.
Tapi kau bilang biasa saja :(
Mungkin maksudmu, cuma aku yang merasa;

hilang.

Yogyakarta, 8 Agustus 2017
Sebuah sajak dini hari.
Sebuah sajak yang ku tulis pukul empat pagi.

Mengapa Engkau Berputus Asa, Padahal Tuhan Itu Ada ?

Aku mengetik tulisan ini saat adzan isya berkumandang.
Seraya menjawab adzan, dengan penuh keyakinan aku turut berpikir.
Untuk apa manusia berputus asa padahal semuanya sudah diatur oleh Dia ?

Perpisahan.

Kematian.

Jodoh.

Kesedihan.

Cobaan.

Kegembiraan.

Kau ditakdirkan untuk itu.
Ia takkan memberimu sedemikian rupa jika kau tak mampu dan tak pantas menjalaninya.
Semua hal yang ada di dunia ini, tidak akan pernah kembali kecuali satu hal.

DOA.

Yogyakarta, 8 Agustus 2017

Minggu, 06 Agustus 2017

M A T I

Oleh : Tika Tsamarah

Teruntuk kau yang tak pernah tak pernah ingkar janji.
Teruntuk kau yang selalu datang namun tak pernah pergi.
Teruntuk kau yang mengambil setengah lalu meninggalkan jasad ku seorang diri.
Teruntuk kau yang kupercaya namun malah memisahkan aku dengan bumi.
Teruntuk kau yang tak mungkin ku nanti namun datang dengan pasti

aku menyebut kau
Mati

4 Agustus 2017

Sebuah Keinginan

aku
ingin
memeluk seseorang
yang
senantiasa
bersedih bersama.

namun
tidak ada
satupun
diantara mereka.

maka
aku
memeluk
diriku sendiri
agar
ia
kuat
mengatasi
segala kebingungan
ini.

terimakasih
Tuhan
ragaku
masih kuat.

Yogyakarta, 7 Agustus 2017

H I L A N G

Dari aku yang berjalan namun masih terasa kosong.
Berpikir ; apakah setengah jiwaku dibawa oleh entah siapa.
Ataukah hilang entah kemana yang ku tak tahu dimana.
Dari aku yang meletakkan rumah pada jiwa seseorang,
lalu ia membawa pergi rumah yang kudambakan itu.
Kesedihan menyelimuti, namun aku tahu bahwa
Tuhan masih memiliki rumah nan mewah di atas sana.
Maka aku akan meminta sedikit bata Nya untuk membangun rumah baruku sendiri.
Aku sedang membangun rumah pada jiwa yang kudambakan;
yaitu milikku sendiri

Yogyakarta, 6 Agustus 2017